Rangkaian Dasar Elektronika Lengkap Dengan Penjelasan dan Fungsinya
Rangkaian ini merupakan salah satu bagian dari
rangkaian-rangkain elektronika. Dimana rangkaian-rangkaian elektronika
merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari maupun bagi
industri dan komputerisasi serta bagi Untuk membuat suatu rangkaian sederhana
sebenarnya sangatlah mudah. Dari segi biaya, waktu dan tenagapun sangatlah
kecil bila kita dapat memahaminya dengan baik. Kita bisa melihat sekarang
banyak rekan-rekan kita yang membuat suatu rangkaian yang hemat dari segala
aspek yang biasanya menjadi hambatan seseorang membuat rangkaian ini.
Rangkaian-rangkian yang demikian biasanya kita namakan sebagai rangkaian
elektronika sederhana, atau biasa disebut dengan rangkaian sederhana. Disebut
demikian karena memang dibuat dengan sesederhana mungkin, sehingga para pemula
pun dengan mudah dapat membentuknya sendiri tanpa harus belajar langsung dengan
seseorang.
Dengan rangkaian ini kalian dapat membuat berbagai macam alat
elektronika yang bias anda manfaatkan untuk kegiatan sehari-hari. Dan kali ini
saya membagikan ilmu seputar komponen elektronika dasar yang dapat kalian
pahami.
1.) Multimeter
sumber gambar : amazon.com
multimeter adalah alat yang dapat di gunakan untuk mengukurtegangan, arus, dan tahanan listrik. Beberapa orang menyebut alat ini dengan istilah "AVO Meter". Hal ini di karenakan AVO kepanjangan dari A ( Ampere), V (Volt), dan O (ohm).
Fungsi Umum dari alat ini adalah:
-Pengukur dan penguji transistor dan dioda
-frekuensi satuan pengukur hetz
-Kapasitansi pengukuran farad
-Hambatan satuan pengukur ohm
-Tegamgan AC dan DC
adapun juga fungsi dari bagian-bagian Multimeter
Analog :
Dari gambar multimeter
dapat dijelaskan bagian-bagian dan
fungsinya :
(1) Sekrup pengatur
kedudukan jarum penunjuk (Zero
Adjust Screw), berfungsi
untuk mengatur kedudukan
jarum penunjuk dengan
cara memutar sekrupnya ke
kanan atau ke kiri dengan
menggunakan obeng pipih
kecil.
(2) Tombol pengatur jarum
penunjuk pada kedudukan zero
(Zero Ohm Adjust Knob),
berfungsi untuk mengatur
jarum penunjuk pada
posisi nol. Caranya : saklar
(Ohm), test lead + (merah
Wpemilih diputar pada posisi
dihubungkan ke test lead
– (hitam), kemudian tombol
diputar ke kiri atau ke
kanan Wpengatur kedudukan 0
.Wsehingga menunjuk pada
kedudukan 0
(3) Saklar pemilih (Range
Selector Switch), berfungsi untuk
memilih posisi pengukuran
dan batas ukurannya.
Multimeter biasanya
terdiri dari empat posisi
pengukuran, yaitu :
(Ohm) berarti multimeter
berfungsi sebagai W(4) Posisi
ohmmeter, yang terdiri
dari tiga batas ukur : x 1; x 10;
Wdan K
(5) Posisi ACV (Volt AC)
berarti multimeter berfungsi
sebagai voltmeter AC yang
terdiri dari lima batas ukur :
10; 50; 250; 500; dan
1000.
(6) Posisi DCV (Volt DC)
berarti multimeter berfungsi
sebagai voltmeter DC yang
terdiri dari lima batas ukur :
10; 50; 250; 500; dan
1000.
(7) Posisi DCmA
(miliampere DC) berarti multimeter
berfungsi sebagai mili
amperemeter DC yang terdiri dari
tiga batas ukur : 0,25;
25; dan 500.
(8) Tetapi ke empat batas
ukur di atas untuk tipe
multimeter yang satu
dengan yang lain batas ukurannya
belum tentu sama.
Terminal), berfungsi
sebagai W(9) Lubang kutub + (V A
tempat masuknya test lead
kutub + yang berwarna
merah.
(10) Lubang kutub –
(Common Terminal), berfungsi
sebagai tempat masuknya
test lead kutub – yang
berwarna hitam.
(11) Saklar pemilih
polaritas (Polarity Selector Switch),
berfungsi untuk memilih
polaritas DC atau AC.
(12) Kotak meter (Meter
Cover), berfungsi sebagai tempat
komponen-komponen
multimeter.
(13) Jarum penunjuk meter
(Knife –edge Pointer), berfungsi
sebagai penunjuk besaran
yang diukur.
(14) Skala (Scale),
berfungsi sebagai skala pembacaan
meter.
Cara Menggunakan Multimeter :
1. Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)
a.) Atur Posisi Saklar
Selektor ke DCV
b.) Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan
diukur. Jika ingin mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus
Analog Multimeter)
Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka
disarankan untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari
terjadi kerusakan pada multimeter.
c.) Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur.
Probe Merah pada terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-).
Hati-hati agar jangan sampai terbalik.
2. Cara Mengukur Tegangan
AC (AC Voltage)
a.) Atur Posisi Saklar
Selektor ke ACV
b.) Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan
diukur. Jika ingin mengukur 220 Volt, putar saklar selector ke 300 Volt (khusus
Analog Multimeter)
Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka
disarankan untuk memilih skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari
terjadi kerusakan pada multimeter.
c.) Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur.
Untuk Tegangan AC, tidak ada polaritas Negatif (-) dan Positif (+)
d.) Baca hasil pengukuran
di Display Multimeter.
3. Cara Mengukur Arus
Listrik (Ampere)
a.)Atur Posisi Saklar
Selektor ke DCA
b.)Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur.
Jika Arus yang akan diukur adalah 100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA
(0.3A). Jika Arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse)
dalam Multimeter akan putus. Kita harus menggantinya sebelum kita dapat
memakainya lagi.
c.)Putuskan Jalur catu
daya (power supply) yang terhubung ke beban,
d.)Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang
kita putuskan tersebut. Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe
Hitam ke Input Tegangan (+) Beban ataupun Rangkaian yang akan kita ukur. Untuk
lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.
4. Cara Mengukur Resistor
(Ohm)
a.) Atur Posisi Saklar
Selektor ke Ohm (Ω)
b.)Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur.
Biasanya diawali ke tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter
Analog)
c.)Hubungkan probe ke
komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
2.) Dioda
Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat
dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik
ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena
itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika.
Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda
(-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n
semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke
sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.
Fungsi Dioda dan Jenis-jenisnya
a.) Dioda Penyearah
(Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke
arus DC.
b.) Dioda Zener yang berfungsi
sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.
c.)Dioda LED yang
berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan
d.)Dioda Photo yang
berfungsi sebagai sensor cahaya
e.)Dioda Schottky yang
berfungsi sebagai Pengendali
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter:
Untuk mengetahui apakah sebuah Dioda dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan pengukuran terhadap Dioda tersebut
dengan menggunakan Multimeter (AVO Meter).
Cara Mengukur Dioda
dengan Multimeter Analog
- Aturkan Posisi Saklar
pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100
- Hubungkan Probe Merah
pada Terminal Katoda (tanda gelang)
- Hubungkan Probe Hitam
pada Terminal Anoda.
- Jarum pada Display
Multimeter harus bergerak ke kanan
- Balikan Probe Merah ke
Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang).
- Jarum harus tidak
bergerak. Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak.
Cara Mengukur Dioda
dengan Multimeter Digital
Pada umumnya Multimeter Digital menyediakan pengukuran untuk
Fungsi Dioda, Jika tidak ada, maka kita juga dapat mengukur Dioda dengan Fungsi
Ohm pada Multimeter Digital.
Cara Mengukur Dioda
dengan menggunakan Multimeter Digital
(Fungsi Ohm / Ohmmeter)
- Aturkan Posisi Saklar
pada Posisi OHM (Ω)
- Hubungkan Probe Hitam
pada Terminal Katoda (tanda gelang)
- Hubungkan Probe Merah
pada Terminal Anoda.
- Display harus
menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.64MOhm)
- Balikan Probe Hitam ke
Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
- Nilai Resistansinya adalah Infinity (tak terhingga) atau
Open Circuit. Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan
sudah Rusak.
sumber fungsi dan cara kerja dioda :https://teknikelektronika.com/
3.) Transistor
Pengertian Transistor adalah komponen elektronika
semikonduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor
(Pengumpul) dan Emitor (Pemancar). Komponen ini berfungsi sebagai penguat,
pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi tegangan, modulasi sinyal dan
masih banyak lagi fungsi lainnya. Selain itu, transistor juga dapat digunakan
sebagai kran listrik sehingga dapat mengalirkan listrik dengan sangat akurat
dan sumber listriknya.
Transistor sebenarnya berasal dari kata “transfer” yang
berarti pemindahan dan “resistor” yang berarti penghambat. Dari kedua kata
tersebut dapat kita simpulkan, pengertian Transistor adalah pemindahan atau
peralihan bahan setengah penghantar menjadi suhu tertentu. Transistor pertama
kali ditemukan pada tahun 1948 oleh William Shockley, John Barden dan W.H,
Brattain. Tetapi, komponen ini mulai digunakan pada tahun 1958. Jenis
Transistor terbagi menjadi 2, yaitu transistor tipe P-N-P dan transistor N-P-N.
Cara Kerja Transistor hampir sama dengan resistor yang
mempunyai tipe dasar modern. Tipe dasar modern terbagi menjadi 2, yaitu Bipolar
Junction Transistor atau biasa di singkat BJT dan Field Effect Transistor atau
FET. BJT dapat bekerja bedasarkan arus inputnya, sedangkan FET bekerja
berdasarkan tegangan inputnya.
Dalam dunia elektronika modern, transistor merupakan
komponen yang sangat penting terutama dalam rangkaian analog karena fungsinya
sebagai penguat. Rangkaian analog terdiri dari pengeras suara, sumber listrik
stabil dan penguat sinyal radio. Tidak hanya rangkaian analog, di dalam
rangkaian digital juga terdapat transistor yang digunakan sebagai saklar dengan
kecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat di rangkai sehingga berfungsi
sebagai logic gate.
Jenis-Jenis Transistor juga berbeda-beda, berdasarkan
kategorinya dibedakan seperti materi semikonduktor, kemasan fisik, tipe,
polaritas, maximum kapasitas daya, maximum frekuensi kerja, aplikasi dan masih
banyak lagi jenis yang lainnya.
Fungsi Transistor sangat berpengaruh besar di dalam kinerja
rangkaian elektronika. Karena di dalam sirkuit elektronik, komponen transistor
berfungsi sebagai jangkar rangkaian. Transistor adalah komponen semi konduktor
yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (B), Colector (C) dan Emitor (E).
Dengan adanya 3 kaki elektroda tersebut, tegangan atau arus yang mengalir pada
satu kaki akan mengatur arus yang lebih besar untuk melalui 2 terminal lainnya.
Fungsi Transistor Lainnya :
- Sebagai penguat amplifier.
- Sebagai pemutus dan penyambung (switching).
- Sebagai pengatur stabilitas tegangan.
- Sebagai peratas arus.
- Dapat menahan sebagian arus yang mengalir.
- Menguatkan arus dalam rangkaian.
- Sebagai pembangkit frekuensi rendah ataupun tinggi.
Jika kita lihat dari susuan semi konduktor, Transistor
dibedakan lagi menjadi 2 bagian, yaitu Transistor PNP dan Transistor NPN. Untuk
dapat membedakan kedua jenis tersebut, dapat kita lihat dari bentuk arah panah
yang terdapat pada kaki emitornya. Pada transistor PNP arah panah akan mengarah
ke dalam, sedangkan pada transistor NPN arah panahnya akan mengarah ke luar.
Saat ini transistor telah mengalami banyak perkembangan, karena sekarang ini
transistor sudah dapat kita gunakan sebagai memory dan dapat memproses sebuah
getaran listrik dalam dunia prosesor komputer.
Dengan berkembangnya fungsi transistor, bentuk dari
transistor juga telah banyak mengalami perubahan. Salah satunya telah berhasil
diciptakan transistor dengan ukuran super kecil yang hanya dalam ukuran nano
mikron (transistor yang sudah dikemas di dalam prosesor komputer). Karena
bentuk jelajah tegangan kerja dan frekuensi yang sangat besar dan lebar, tidak
heran komponen ini banyak digunakan didalam rangkaian elektornika. Contohnya
adalah transistor pada rangkaian analog yang digunakan sebagai amplifier,
switch, stabilitas tegangan dan lain sebagainya. Tidak hanya di rangkaian
analog, pada rangkaian digital juga terdapat transistor yang berfungsi sebagai
saklar karena memiliki kecepatan tinggi dan dapat memproses data dengan sangat
akurat.
sumber pengertian transistor :http://blog.unnes.ac.id
4.) Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang banyak kita lihat
pada komponen elektronik. umumnya,
komponen elektronika pasif ini bisa kita
lihat dan kita jumpai pada mesin elektronik seperti televisi, radio,
dan masih banyak lagi yang lainnya.
resistor tersebut tersusun dari beberapa
gelang warna yang menjadi hitungan representasi sebuah nilai hambatan atau resistensi.
Fungsi dari nilai hambatan ini Tentunya ialah untuk membatasi serta mengatur besaran arus
listrik yang ada pada rangkaian
elektronika tersebut. di dalam bahasa Indonesia, resistor yang notabennya disebut sebagai tahanan atau
hambatan. hal ini bisa dilambangkan menggunakan
huruf "R"dengan satuan hambatan OHM
Mungkin salah satu dari kalian sudah pernah mengenal
namanya resistor pada pelajaran sekolah
khususnya SMK jurusan elektronik, kita akan
menemukan materi yang berisi pengertian resistor, fungsi dari resistor, jenis dari resistor, serta kode warna dari
resistor tersebut. selain itu kita juga
harus mampu untuk merangkai sebuah rangkaian elektronik dengan hambatan-hambatan tertentu. untuk
menentukan sebuah nilai hambatan Hal
inilah kita harus menggunakan resistor.
Jika kalian sudah pernah membaca tentang hukum OHM pada pelajaran sekolah maka kita akan
menemukan fakta bahwa nilai tegangan
resistor akan dibandingkan lurus dengan aliran arus listrik.
Dalam pertemuan kali ini kita akan mempelajari lebih dalam
tentang Apa itu resistor, fungsi dan
jenis-jenis resistor serta berbagai renang
warna resistor untuk lebih jelasnya silahkan kalian simak artikel di bawah.
Pengertian resistor
Resistor bisa juga diartikan sebagai hardware komponen
elektronika pasif pada sebuah rangkaian
elektronik dan juga mempunyai nilai hambatan resistensi tertentu. nilai
hambatan ini berfungsi sebagai pembatas dan
bisa mengatur arus listrik yang melewati. resistor bisa kita Deskripsikan dan juga memiliki bentuk bulat
panjang dan mempunyai beberapa gelang
warna. setiap warna pada resistor mempunyai nilai sendiri sendiri dan bisa dihitung menggunakan
rumus rumus tertentu.
Para penemu resistor pada zaman dulu yaitu "Georg Simon Ohm" beliau adalah
seorang Fisikawan asal Jerman yang pada
masanya diakui sebagai salah satu Fisikawan yang mahir. selanjutnya dari nama tersebut kita juga mengenal besaran
resistor dengan nilai satuan Ohm.
Komposisi dari resistor tersebut terbuat dari isolator,
sehingga resistor mampu menghambat arus listrik yang melewati nya. resistor juga bekerja berdasarkan atas hukum
OHM yang mempunyai arti nilai resistansi
atau hambatan akan berbanding lurus dengan aliran arus listrik pada sebuah rangkaian elektronik.
Jenis-jenis dari resistor
Pada awal ditemukannya resistor, resistor sendiri dibagi
menjadi dua jenis yaitu resistor tetap
(resistor yang mempunyai resistansi tetap dan
tidak mungkin berubah ubah). dan resistor tidak tetap (resistor
yang mempunyai resistensi yang dapat
diubah ubah). namun seiring perkembangan
zaman resistor berkembang dan kini ada resistor thermal serta light dependent resistor (LDR).
Resistor tetap
Resistor tetap atau yang banyak kita sebut fixed resistor
adalah sebutan resistor yang memiliki
nilai hambatan tetap dan tidak dapat
diubah ubah selamanya. resistor tetap itu sendiri bisa dibagi
menjadi tiga macam berdasarkan bahan
pembuatannya seperti karbon, film Karbon
dan film logam.
Resistor tidak tetap (variabel)
Resistor variabel adalah jenis resistor yang mempunyai
nilai nilai hambatan atau resistansi
yang sesuka hati diubah-ubah nilainya. terdapat
beberapa jenis resistor tidak tetap yaitu: rheostat, potensiometer, trimpot atau yang disebut sebagai preset
resistor. sangat umum sekali nilai
resistor pada perangkat perangkat tersebut bisa diubah dan diatur sesuai kebutuhan.
Resistor thermal (thermistor)
Jenis resistor yang satu ini pada dasarnya adalah termasuk
ke dalam resistor tidak tetap. karena
Hal ini disebabkan nilai hambatan resistor
bisa diubah-ubah. namun perubahan resistansi pada resistor thermal ini juga dipengaruhi oleh suhu temperatur. jenis
resistor thermal sendiri bisa dibagi dan
diklasifikasikan dua macam yakni negatif temperatur dan positif temperatur.
Light dependent resistor
Hampir sama seperti resistor thermal, light dependent
resistor ini juga salah satu resistor
tidak tetap yang bisa berubah-rubah nilainya atau resistansinya. yang bisa
merubah nilai resistansi pada jenis resistor
ini adalah intensitas cahaya. Contohnya penggunaan resistor light dependent resistor dapat kita temukan pada
penerangan lampu Jalan otomatis.
Fungsi resistor
Sama seperti komponen elektronik pada umumnya, resistor
Ikut andil dan mempunyai fungsi sendiri
dalam sebuah rangkaian elektronika. secara umum
fungsi resistor yaitu untuk memberikan hambatan atau resistansi
dengan nilai-nilai tertentu Dalam suatu
rangkaian elektronik. jika kita jabarkan
secara terperinci fungsi resistor tersebut adalah:
- Sebagai komponen pembatas aliran arus listrik.
- Sebagai Komponen yang dapat mengatur arus listrik.
- Resistor juga berfungsi untuk membagi tegangan listrik
yang melewati nya.
- Berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik yang tinggi.
Demikianlah materi
tentang elektronik yang membahas tentang pengertian resistor, fungsi dari resistor, dan jenis-jenis
resistor yang bisa saya sampaikan dalam
artikel kali ini. sebenernya penggunaan resistor bisa dengan mudah kita temukan Dan Hampir semua perangkat
elektronik untuk membatasi arus listrik
yang masuk.
sumber pengertian resistor : https://www.kompasiana.com/
5.) Kapasitor
Ketika anda memutuskan untuk menjadi seorang teknisi
elektronika, mengenal dan mempelajari berbagai macam komponen elektronika
adalah wajib hukumnya. Karena hal tersebut adalah salah satu ilmu dasar yang
memang harus dikuasai dengan baik.
Ada banyak sekali jenis komponen elektronika mulai dari
kapasitor, resistor, transistor, transformator, dan masih banyak lagi yang
lain. Secara umum, komponen elektronika dibagi menjadi dua macam, yakni komponen
elektronika aktif dan komponen elektronika pasif. Bagi anda yang belum tahu apa
bedanya, silahkan baca di sini.
Pada kesempatan kali ini belajarelektronika.net akan
mengajak anda semua untuk mencari tahu informasi mengenai salah satu komponen
elektronika yang bernama kapasitor. Mari kita cari tahu bersama sebenarnya apa
itu kapasitor, dan apa saja fungsinya? Jika anda ingin tahu info lengkapnya,
silahkan simak baik-baik.
Pengertian Kapasitor
Kapasitor adalah salah satu jenis komponen elektronika yang
memiliki kemampuan dapat menyimpan muatan arus listrik di dalam medan listrik
selama batas waktu tertentu dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal
dari muatan arus listrik tersebut. Kapasitor juga memiliki sebutan lain, yakni
kondensator.
Kapasitor atau kondensator ini termasuk salah satu jenis
komponen pasif. Komponen yang satu ini ditemukan pertama kali oleh seorang
ilmuan bernama Michael Faraday yang lahir pada tahun 1791, dan wafat pada 1867.
Karena itu satuan yang digunakan untuk kapasitor adalah Farad (F) yang diambil
dari nama ilmuan tersebut.
Sekedar informasi saja bahwa 1 Farad sama dengan 9 × 1011
cm2. Seperti yang telah kami katakan tadi bahwa kapasitor punya nama lain
kondensator. Kata “kondensator” sendiri pertama kali disebut oleh seorang
ilmuan berkebangsaan Italia bernama Alessandro Volta pada tahun 1782.
Kata kondensator tersebut diambil dari bahasa Italia
“condensatore”, yang berarti kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan
listrik. Cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian elektronika terbilang
sederhana. Listrik dialirkan menuju ke kapasitor atua kondensator.
Saat kapasitor sudah terisi penuh dengan arus listrik, maka
kapasitor tersebut akan mengeluarkan muatannya, dan kembali mengisinya lagi
seperti awal. Proses tersebut berlangsung terus-menerus dan begitu seterusnya.
Pada umumnya kapasitor terbuat dari bahan dua buah lempengan logam yang
dipisahkan oleh bahan dielektrik.
Bahan dielektrik sendiri adalah bahan yang tidak bisa
dialiri listrik (isolator) seperti ruang hampa udara, gelas, keramik, dan masih
banyak lagi yang lain. Jika kedua ujung plat logam diberikan aliran listrik,
maka yang terjadi adalah muatan positif akan berkumpul pada ujuang plat logam
yang satunya atau sebaliknya.
Karena ada bahan dielektrik atau non konduktor, maka muatan
positif tidak akan bisa menuju ke muatan negatif, dan sebaliknya muatan negatif
juga tidak akan bisa menuju ke muatan positif. Muatan elektrik tersebut akan
tersimpan selama tidak ada konduksi pada bagian ujung-ujung kaki kapasitor.
Fungsi Kapasitor
Nah, setelah tahu apa itu kapasitor dan bagaimana cara
kerjanya, anda juga harus mengetahui apa saja fungsi kapasitor. Dalam dunia
elektronika kita mengenal beberapa fungsi yang dimiliki oleh komponen
kapasitor. Berikut kami berikan rangkuman mengenai beberapa fungsi yang
dimiliki oleh komponen kapasitor.
Untuk menyimpan arus dan tegangan listrik sementara waktu
Sebagai penyaring atau filter dalam sebuah rangkaian
elektronika seperti power supply atau adaptor
Untuk menghilangkan bouncing (percikan api) abila dipasang
pada saklar
Sebagai kopling antara rangkaian elektronika satu dengan
rangkaian elektronika yang lain
Untuk menghemat daya listrik apabila dipasang pada lampu
neon
Sebagai isolator atau penahan arus listrik untuk arus DC
atau searah
Sebagai konduktor atau menghantarkan arus listrik untuk
arus AC atau bolak-balik
Untuk meratakan gelombang tegangan DC pada rangkaian
pengubah tegangan AC ke DC (adaptor)
Sebagai oscilator atau pembangkit gelombang AC
(bolak-balik)
Dan lain sebagainya
sumber pengertian kapasitor :http://belajarelektronika.net/
sekian dulu penjelasan tentang komponen dasar elektronika, semoga dapat bermanfaat untuk kalian semua.
0 Response to "Rangkaian Dasar Elektronika Lengkap Dengan Penjelasan dan Fungsinya"
Post a Comment
Sedulurku dapat berkomentar dengan baik di sini